Saturday, November 9, 2013

Pasar Tradisional dan Pasar Modern



TUGAS BAHASA INDONESIA
PENGAMATAN PASAR





Disusun Oleh:
1.     Aprilia Andani Putri       (05)
2.     Erdila Tsalasatun A.       (15)
3.     Linda Niken Sari            (23)
4.     Miftah Fatima N.J.         (24)
Kelas : XI IPA-3

SMA NEGERI 3 SUKOHARJO
Tahun pelajaran 2013/2014
Jl. Jendral Sudirman 197 Sukoharjo



BAB I
PENDAHULUAN
Pasar adalah area tempat jual beli dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Pasar Modern adalah pasar dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Departemen Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulakan.
Banyak penelitian dan kajian dilakukan secara praktisi, dan secara akademisi. Pemerintah pun terus melakukan pendalaman mengenai sistem perdagangan untuk tata pasar khususnya pasar tradisional dan modern. Para konsumen pun dapat memilih dan membandingkan antara pasar tradisonal Dan pasar modern. Yang dimana pasar tadisional yang tata letaknya cenderung kumuh, kotor, lahan parkir yang tak tertata, dan keamanan pasar yang tidak terjamin. Walaupun dengan kondisi dari pasar tradisional yang tidak bagus dan tidak terlalu nyaman, tetapi dalam harga penawaran dan permintaannya dapat teratasi dengan mudah dan cepat.
Kondisi ini pun terbalik dengan pasar modern, dimana pasar modern yang tata letaknya tempat yang bersih, dijaga keamanan yang memadai, tata produk/komoditi yang terklasifikasi, manajemen yang terstruktur dalam pola perlakukan professional dan tata letak parkirnya pun tertata. Dan pokok dari permasalahannya itu pun pertama, bagaimana cara membuat pasar tradisional yang kesehatannya pun memadai (secara hygienis, bersih dan rapih), tingkat keamanannya harus terjamin, tingkat tata letak pengolahan saat berdagang tersusun rapi, tingkat kebersihannya terjamin.
Persaingan perdagangan retail yang bermain yang menjual mata dagangan yang sama, yaitu seperti kebutuhan sehari-hari dimana komoditas tersebut sesungguhnya menjadi bagian dari kesulitan pasar tradisional untuk meraih pasar. Walaupun dengan harga yang cukup minim, para distributor pun harus memikirkan juga kenyamanan para konsumen. Sepertinya juga para konsumen ingin sekali para pemerintah manata pasar tersebut menjadi apa yang telah kita sebutkan diatas tadi. Sekarang pun para konsumen sudah tidak khawatir lagi, Presiden RI yaitu Susilo Bambang Yudhoyono sudah mentandatangani Peraturan Presiden No. 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Pasar Modern pada 27 Desember 2007.





BAB II
ISI

j  1. Hasil Pengamatan Pasar Tradisional Oleh Aprilia Andani Putri
Pasar Jatipuro
            Pasar Jatipuro merupakan pasar tradisional yang terletak di Dusun Kendal Kidul, desa Jatipuro, kabupaten Karanganyar. Pasar ini berdiri sekitar lebih dari satu abad tahun yang lalu, tetapi dengan berkembangnya jaman pasar ini masih tetap melakukan transaksi jual beli secara tradisional. Perubahan pada pasar ini adalah pada bangunannya yang mungkin sudah mulai tua sehingga dilakukan renovasi agar bangunannya tetap kuat.
            Pengunjung yang datang ke pasar ini tidak hanya warga yang tinggal di sekitar pasar, namun juga masyarakat dari berbagai penjuru bahkan dari kecamatan lain. Karena letak pasar ini yang strategis yaitu berada di tengah-tengah kecamatan Jatipuro, dan juga berada di dekat terminal bus, di sebelah timur terdapat kantor polisi, kantor kecamatan dan juga Puskesmas. Di sebelah utara pasar terdapat lapangan umum, toko Jenar, toko mas Semar, dan juga SD Negeri 1 Jatipuro. Di sebelah baratnya ada 2 bank, yaitu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Rakyat Indoesia (BRI).
            Pasar ini lumayan luas. Sangat banyak penjual yang memperdagangkan barang dagangannya di pasar ini. Mulai dari sayur mayur, buah-buahan, bahan makanan pokok seperti beras, pakaian, peralatan sekolah, daging, hingga hewan ternak seperti ayam dan kambing pun di perjual belikan di pasar ini. Maka tidak heran jika banyak pengunjung yang mengunjungi pasar ini.
            Keramaian pasar ini tidak hanya di pengaruhi oleh transaksi jual beli yang terjadi di pasar, namun juga adanya kios-kios yang di bangun di sekeliling pasar. Keadaan yang seperti ini yang membuat daya tarik pasar Jatipuro. Pedagang yang mampu melayani kemampuan pembelinya yang membuat pasar ini semakin hari semakin ramai. Harga barang-barang yang relative murah yang diperjual belikan di pasar ini sehingga dapat di jangkau oleh pembeli yang berada di kalangan menengah.
            Tetapi ada bebarapa hal yang kurang di pasar ini yaitu, tumpukan sampah yang berada di salah satu sudut pasar yang menimbulkan bau tak sedap sehingga bisa mengganggu kenyamanan para penjual dan pembeli. Kedua, keadaan lantai yang masih tanah dan atap yang belum sepenuhnya tertutupi yang terkadang becek pada musim hujan, sehingga terasa licin dan bisa membahayakan penjual dan pembeli. Ketiga, tidak adanya lahan parkir sehingga para pengunjung harus menempatkan kendaraannya di pinggir jalan maupun di teras kios yang berada di dekat pasar.

k  2. Hasil Pengamatan Pasar Tradisional Oleh Erdila Tsalasatun Ayudista dan Miftah Fatima Nurul Jannah
Pasar Ir. Soekarno
Pasar yang terletak di pusat kota Sukoharjo ini berada di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Pasar yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat ini masih tetap bertahan walau kini menempati pasar darurat yang dikarenakan tidak kunjung selesainya pembangunan pasar utama. Pasar ini menjual berbagai kebutuhan sehari-hari mulai dari bahan makanan pokok sampai dengan kebutuhan sandang.
Pasar ini sangat strategis karena mudah dijangkau dari daerah manapun di kawasan Sukoharjo, pasar ini terletak berdampingan dengan kios-kios penjual barang sandang, seperti kios penjual baju, sepatu, tas, jilbab, perlengkapan elektronik dan masih banyak yang lainnya. Lokasinya pun dekat dengan kantor polisi sehingga tidak perlu khawatir apabila ada tindakan yang membahayakan karna telah ada petugas keamanan yang siap mengamankan kondisi pasar.



Suasana yang panas tidak pernah mengurangi intensitas warga untuk berkunjung ke pasar ini, karna dibandingkan dengan harga di pasar modern, harga di pasar ini jauh lebih terjangkau dan sesuai dengan kemampuan warga Sukoharjo pada umumnya.
Pasar tradisional ini sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan Indonesia, pasar ini menurut cerita para pini sepuh (orang tua jaman dulu) dulu pernah diresmikan oleh Presiden Soekarno. Bahkan masyarakat saat itu menyebut Pasar Tradisional ini dengan nama pasar Bung Karno, seiring dengan perkembangan jaman, lambat laun Pasar Tradisional Sukoharjo beralih nama menjadi Pasar Kota Sukoharjo. Pasar yang dahulu dipergunakan sebagai tempat jual beli maupun tukar menukar hasil kebun dan panen bagi para pedagang oprokan kini makin lama semakin lebih modern.
Selain sebagai Pasar tradisional, Pasar utama kota Sukoharjo ini sekaligus dipergunakan sebagai terminal angkutan umum dari dalam kota ke daerah pedesaan lainnya di seluruh Kabupaten Sukoharjo.
Pada bulan Maret tahun 2013 sesaat setelah Pasar kota ini di bongkar akan di revitalisasi menjadi pasar tradisional lagi, Bupati Sukoharjo secara resmi mengganti lagi nama Pasar Kota Sukoharjo menjadi Pasar Ir. Soekarno.

l  3. Hasil Pengamatan Pasar Tradisional Oleh Linda Niken Sari
Pasar Combongan
Pasar yang terletak di tengah-tengah Kelurahan Combongan ini menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi warga untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Mulai dari kebutuhan akan bahan makanan pokok sampai dengan kebutuhan sandang. Pasar Combongan dibangun di tanah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dengan luas tidak lebih dari 50 m2. Meskipun tidak seluas pasar-pasar tradisonal di daerah lain, pasar ini tetap eksis menjalankan usaha jual-belinya sejak sekitar 40 tahun yang lalu.
Lokasi pasar combongan sangat strategis karena terletak di jalan utama kelurahan combongan. Di sebelah timur pasar terdapat sebuah gedung Taman Kanak-kanak dan Sebuah Puskesmas. Disebelah utara terdapat sebuah lapangan bola, dan disebalah barat laut dari pasar terdapat bangunan SD Negeri Combongan 1.
Pengunjung pasar combongan tidak hanya dari warga sekitar kelurahan combongan, namun banyak juga warga yang berasal dari kelurahan lain yang menyempatkan diri untuk berbelanja keperluan sehari-hari disini. Tawar-menawar bukan hal asing lagi bila datang ke pasar, namun transaksi barter pun masih berlaku.
Barang yang dijual pun sebagian langsung dari petani yang baru dipanen dan langsung dibawa kepasar sehingga terjamin kesegarannya. Meskipun barang-barang yang tersedia di pasar combongan tidak selengkap pasar-pasar tradisional lain yang lebih besar, pasar ini tetap tidak kehilangan pelanggan. Karena lokasinya yang mudah dijangkau serta belum adanya tempat perbelanjaan lain yang menyediakan kebutuhan sehari-hari seperti pasar combongan.
Masalah yang masih menjadi kendala adalah ketersediaan tempat pembuangan sampah. Sampah dari pedagang menumpuk di satu sudut pasar dan merupakan sumber bau yang bila tidak diatasi akan mengganggu kenyamanan bertransaksi di pasar.

n 4. Hasil Pengamatan Pasar Swalayan
Pasar Swalayan
Mitra swalayan merupakan salah satu pusat perbelanjaan kebutuhan sehari-hari yang sudah termasuk dalam tempat perbelanjaan modern. Mulai dari gedungnya yang sudah mempunyai pendingin ruangan, sampai tidak adanya lagi transaksi tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Berbeda dengan pasar tradisional, disini kita tidak akan lagi menjumpai genangan air di jalan ataupun kepanasan.
Kita dapat mengambil sendiri barang-barang yang kita butuhkan dan membayarnya ke kasir. Disini pun terdapat arena bermain untuk anak, jadi sambil menunggu ibunya berbelanja, anak dapat bermain tanpa harus jenuh menunggu ibunya. Bila dipasar tradisional sering kita jumpai pedagang yang sering berteriak-teriak ketika ada orang yang lewat, maka di pasar swalayan kegaduhan itu tidak akan ada lagi, lagu-lagu dari pemutar suara atau suara dari customer service-lah yang memenuhi ruangan.
Barang-barang yang  disediakan pun lebih bersih dan dalam kemasan yang lebih menarik daripada barang-barang yang ada di pasar tradisional. Disini juga barang yang dijual lebih lengkap dan dari berbagai ukuran.
Toko yang terdiri dari dua lantai ini sangat nyaman untuk dikunjungi. Disini terdapat escalator sehingga para pengunjung tidak perlu capek untuk menaiki tangga jika ingin pergi ke lantai ke dua.Pembeli pun lebih mudah untuk berbelanja disini, karena barang yang dijual di tata menurut jenisnya, misalnya sabun dan pembersih berada di lantai satu dekat pintu masuk, makanan ringan berada di lantai satu bagian dalam, pakaian, sepatu, dan tas berada di lantai dua. Sehingga pengunjung tidak perlu berjubel untuk mendapatkan barang yang diinginkannya. Karena lokasinya pun juga sangat luas.
Lahan parkir dan sampah bukan lagi masalah di pasar modern, semua telah teratasi dengan sangat apik. Keamanan pun juga terjaga pada pasar modern.







BAB III
PENUTUP
͏            Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat kami tarik kesimpulan bahwa beberapa perbedaan antara pasar tradisional dengan pasar modern yakni sebagai berikut :
Pembeda
Pasar Tradisional
Pasar Modern
    Tawar-menawar
Ada transaksi tawar-menawar
Tidak ada transaksi tawar-menawar
    Barang yang dijual
Barang kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari, barang sandang, kosmetik, alat-alat elektonik, dsb.
    Letak / Lokasi
Di kawasan perumahan dan perkampungan
Pusat kota / daerah, kawasan elit
    Keadaan Pasar
Kotor, banyak sampah, bising, panas, kurang nyaman
Bersih, sejuk, tenang, nyaman
    Harga
Cenderung lebih murah
Relatif mahal
    Pengunjung
Kalangan menengah kebawah
Kalangan menengah keatas
    Pelayanan
Dilayani oleh penjual
Melayani diri sendiri (swalayan)
͏            Kritik dan Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga dapat memberi sedikit pengetahuan. Dari keseluruhan hasil yang telah kami susun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tulisan ini. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan penyusunan tulisan kami yang selanjutnya.
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments